I.
Latar Belakang
Kami mengusung tema sampah ini dikarenakan kita prihatin melihat kondisi
Kota Bandung yang dipenuhi sampah. Sampah yang berada dimana-mana terutama di
sekitar jalanan yang mengganggu para pengendara, juga setiap orang yang
melewati jalan tersebut. Kami ingin menyelesaikan permasalahan sampah yang
selama ini membuat kesal masyarakat.
II.
Materi
1.
Sampah
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan
sifatnya
Sampah organik
- dapat diurai (degradable)
Sampah Organik,
yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
Sampah
anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan
bentuknya
Sampah adalah
bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut
bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat
adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari
barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,
kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
Biodegradable:
yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian
dan perkebunan.
Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah
digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam:
sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
Limbah rumah
tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat
berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah
sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan.
Berdasarkan
sumbernya :
Sampah alam
Sampah yang
diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar
kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun
kering di lingkungan pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia
(Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi
merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang
umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun
masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
Limbah
radioaktif
Sampah nuklir
merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan
thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh
karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi
untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang
garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
2.
Tempat Pembuangan Akhir / Tempat Pembuangan
Sampah
Tempat
pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk
menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah.
TPA dapat
berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di
tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA
merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu
di sejumlah tempat di dunia.
Sejumlah dampak
negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam:
musibah fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah);
kerusakan infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat);
pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan
pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA);
pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana
adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon
dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa
penyakit seperti tikus dan lalat, khususnya dari TPA yang dioperasikan secara
salah, yang umum di Dunia Ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana
(mis., debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).
3.
Volume Sampah
Volume sampah di Kabupaten Bandung Barat meningkat. Biasanya tonase
sampah per hari berada di kisaran 85 ton. Saat ini mencapai 110 ton per hari.
Kenaikan volume sampah itu dipengaruhi oleh adanya wilayah baru dalam pelayanan
sampah, serta pengaruh musim hujan yang mengguyur beberapa minggu
terakhir.dalam hari-hari normal, rata-rata per hari tidak lebih dari 75 ton.
Selama musim hujan, berat jenis sampah meningkat. Itu cukup membuat kendala di
lapangan. Apalagi kondisi medan di TPA Sarimukti jalannya cukup berat.
Sementara dari segi kontribusi sampah, kecamatan Lembang, Padalarang, dan Ngamprah, sejauh ini menjadi kecamatan yang volume sampahnya mengalami peningkatan signifikan. Terutama sampah di Pasar Panorama Lembang dan Pasar Tagog Padalarang.
Sementara dari segi kontribusi sampah, kecamatan Lembang, Padalarang, dan Ngamprah, sejauh ini menjadi kecamatan yang volume sampahnya mengalami peningkatan signifikan. Terutama sampah di Pasar Panorama Lembang dan Pasar Tagog Padalarang.
Namun demikian, belum lama ini pihak Polban tidak menginginkan TPS Desa
Ciwaruga digunakan di lahan mereka. Oleh sebab itu, Polban juga menyurati pihak
desa dan Pemkab melalui UPT Kebersihan untuk memindahkan TPS Desa Ciwaruga.
Tetapi, sebenarnya penyedia TPS itu merupakan kewenangan pemerintahan desa. Pihak desa menyediakan lahannya, dan kemudian setelah mendapati lahan yang diinginkan, bisa mengajukan pembuatan TPS ke Pemkab bila memang menginginkannya.
Tetapi, sebenarnya penyedia TPS itu merupakan kewenangan pemerintahan desa. Pihak desa menyediakan lahannya, dan kemudian setelah mendapati lahan yang diinginkan, bisa mengajukan pembuatan TPS ke Pemkab bila memang menginginkannya.
Selain pengaruh musim hujan, dia menambahkan, besaran
volume sampah juga dipengaruhi oleh adanya penambahan wilayah pelayanan baru,
yakni di Desa Galanggang, Kecamatan Batujajar.Sebagian dari sampah yang berasal
dari desa tersebut acapkali dibuang ke wilayah bantaran sungai Ciliwung yang
ada di Batujajar. Tapi, pelayanan di desa itu juga belum seluruh RW terlayani.
Sementara itu, Koordinator Kewilayahan Kecamatan Parongpong UPT
Kebersihan KBB, Tauhid Nuryanto mengatakan,
“Perilaku membuang sampah di suatu TPS pada kenyataannya tidak hanya
bagi mereka yang telah terdaftar saja. Namun juga bisa dari setiap kecamatan
yang ada”. Dia mencontohkan yang ada di Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong.
Di desa itu hanya ada 5 rukun warga yang memakai TPS bila melihat kepada
daftar RW yang mendapatkan pelayanan UPT Kebersihan. Sementara di desa itu
totalnya ada 17 RW. Namun kenyataannya setiap RW membuang sampah ke TPS
tersebut.
4.
Cara Penanggulangan sampah
Akibat dari sampah yang tidak pada tempatnya di buang yaitu bisa
memnyebabkan penyakit, bencana alam seperti banjir yang akhir-akhir ini bisa
kita rasakan akibatnya dikarenakan kurang disiplinnya cara pembuangan sampah ke
tempat yang lebih pantas. Jadi pertama yang bisa kita lakukan dulun dari sisi
terdekat dalam menanggulangi sampah yang berserakan tersebut awalnya berasal
dari dalam diri kita. Jika dari dalam diri kita saja sudah susah untuk
melakukan yang namanya disiplin membuang sampah ya untuk seterusnya akan
sulitnya juga nantinya. Setelah dari dalam diri kita bisa kita control untuk
membuang sampah dengan baik, nah disini ada yang namanya sampah organic dan non
organik. Sebagian dari sampah-sampah ini juga bisa atau masuk ada yang layak
untuk di jadikan sebuah hiasan atau seni yang bernilai indah, namun untuk
melakukan hal itu perlu memang banyak latihan didalamnya .
Seperti membuat tas dari plastic sabun colek atau dari apapun itu tetapi
dari barang yang masih bisa untuk di daur ulang sehingga dapat dipergunakan
walau tidak dalam jangka waktu yang lama karna memang dasarnya itu berasal dari
sampah yang tak bisa untuk di jadikan barang permanen.
Dan ada pula beberapa cara untuk penanggulang sampah padat :
1. Dibakar
Untuk limbah padat yang berupa kertas, daun kering, dll bisa
dikurangi jumlahnya dengan cara membakar limbah padat tersebut.
2. Dijual
Tukang rongsok biasanya selalu keliling mencari aneka jenis limbah atau
sampah padat. Kita jual saja limbah padat yang kita punya. Selain menghasilkan
uang jumlah limbah padat kita juga berkurang.
3. Dibuang
Bila limbah padat kita tidak bisa dibakar ataupun tidak bisa
dijual, maka kita bisa membuang limbah padat tersebut. Yang perlu diingat,
buanglah limbah padat pada tempatnya. Jangan pernah membuang limbah padat
di sungai, selokan, dll
4. Didaur Ulang
Plastik dan kertas adalah contoh limbah padat yang bisa didaur
ulang. Daur ulang limbah padat mmenjadi beberapa produk yang memiliki
nilai ekonomis
5. Dihancurkan
Menghancurkan limbah padat adalah salah satu cara penanganan limbah
padat yang tidak memiliki nilai ekonomis. Namun cara ini bisa dipilih dengan
beberapa pertimbangan tertentu
6. Ditumpuk diareal
tertentu
Untuk limbah padat seperti sisa - sisa proses pembangunan bisa ditangani
dengan cra menumpuk limbah padat tersebut di suatu area tertentu
7. Pengomposan
Ini merupakan cara penanganan limbah padat yang paling umum
dipakai masyarakat dalam mengurangi jumlah limbah padat di sekitar kita
8. Penyusutan ukuran
limbah padat
Mengecilkan ukuran limbah padat merupakan cara yang cukup efektif dalam
menangani limbah padat. Contoh yang bisa dilakukan adalah seperti:
memotong - motong kertas menjadi ukuran yang lebih kecil. Melipat kardus ukuran
menjadi lebih kecil, dll
9. Pengelompokan
Penanganan limbah padat denga metode pengelompokan diakuan dengan cara
mengelompokkan limbah berdasarkn jenis, berrat, serta ukuran
10. Pencairan
Untuk beberapa jenis limbah padat tertentu, kita bisa melakukan
penanganan denaan cara mencairkan limbah padat tertent sehingga memudahan kita
untuk membuang atau melakukan tahap proses penanganan selanjutnya .
Laporan Diskusi
1.
Permasalahan Diskusi :
Sampah
2.
Tujuan :
Untuk mengetahui segala jenis sampah, dan cara
penanggulangannya, juga untuk
mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung
3.
Waktu :
4. Tempat
Pelaksanaan : Di kelas 8A
5. Peserta :
a. Kelompok 1
b. Kelompok 2
c. Kelompok 4
d. Kelompok 5
e. Kelompok 6
f. Kelompok 7
6.
Pendapat / Usulan
Penyampai
|
Pendapat / Usulan
|
Abela ( Kel 1 ) Apakah boleh cara penanggulangan sampah dibakar ?
|
Sebenarnya membakar sampah itu akan merusak lapisan ozon, tetapi
sekarang telah ditemukan alat untuk membakar sampah tanpa merusak ozon. Alat
tersebut mahal, sulit didapat dan menghabiskan banyak waktu. Jadi, kita boleh
membakar sampah tapi hanya sesekali saja karena akan merusak lapisan ozon.
|
Fachriel ( Kel 2 ) Bagaimana cara agar semua orang membuang sampah
pada tempatnya?
|
Dengan memberikan sanksi/denda kepada orang yang membuang sampah
sembarangan dan memberi penyuluhan kepada semua orang agar tidak membuang
sampah sembarangan, juga memperbanyak tempat sampah di segala tempat. Tetapi,
segala sesuatu kembali pada diri sendiri.
|
Agus ( Kel 7 ) Mengapa bisa terjadi kenaikan volume sampah di kota
Bandung Barat ?
|
Kenaikan
volume sampah terjadi dikarenakan oleh musim hujan dan juga adanya penambahan
wilayah pelayanan baru.
|
7.
Kesimpulan
Sampah ada berbagai macam
jenisnya, ada yang berdasarkan sifatnya, ada yang berdasarkan bentuknya, dan
berdasarkan sumbernya. Volume sampah di Bandung Barat bertambah dikarenakan
musim hujan dan penambahan wilayah baru, sehingga sampah harus dengan cepat
ditanggulangi. Cara menanggulangi sampah ada berbagai macam, yang jelas segala
sesuatu kembali kepada diri setiap orang masing-masing untuk mengatasi sampah
dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Komentar
Posting Komentar