Resensi Buku 'Anak Rembulan'

Judul buku                  : Anak Rembulan, Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari
Penulis                         : Djokolelono
Penerbit                       : PT Mizan Pustaka
Tahun terbit                : 2011
Jumlah halaman         : 350 halaman
Sinopsis novel :
Nono, seorang anak kelas 5 SD berangkat sendiri menuju Sling, tempat Mbah Sastro untuk menghabiskan liburannya disana. Suatu hari, Nono sedang dalam perjalanan setelah ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke Njari, tempat Mbah Pur, kakek buyutnya. Di tengah perjalanan, ia beristirahat di sebatang pohon kenari besar yang menurut cerita lama, ada seorang anak bernama Trimo yang menghilang di dalam pohon kenari itu. Trimo menghilang ketika ia berlindung dari serangan Belanda.
Nono memarkirkan sepeda yang ia gunakan untuk menuju Njadi di pohon kenari tersebut dan ia lalu beristirahat dan merendam kakinya di Kali Njari. Namun, ketika ia kembali, sepedanya sudah tak ada, keadaan dan suasana pun berubah. Pohon kenari besar tadi hilang, digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta orang-orang dari pasukan Belanda yang tiba-tiba mengelilinginya. Nono pun bertemu Trimo yang memperingatkannya untuk bersembunyi dan kapitan d’Jaree yang mengejar mereka. Nono juga terperangkap di Warung Mbok Rimbi yang merupakan jelmaan iblis, berkawan dengan kelompok Semut Hitam yang ternyata adalah sekelompok pencuri, bertemu legenda Gunung Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro, berjumpa dengan Saarce, seorang putri Belanda yang bisa merubah diri menjadi burung kenari, dan berhadapan dengan Sri Ratu yang dijuluki ‘Setan Merah’ karena kekejamannya. Lebih lagi, Nono diminta untuk memimpin perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-orang dalam Kerajaan. Nono pun menjalani kehidupan di zaman Belanda itu sambil berharap bahwa akan muncul jalan pulang.
Kelebihan novel :
Novel ini sangat menarik untuk dibaca, penulis telah menunjukkan bahwa legenda-legenda lokal pun dapat disulap menjadi cerita yang tak kalah serunya dengan cerita luar. Unsur humor dalam novel ini juga sangat menyenangkan, terlebih lagi petualangan Nono di Zaman Belanda yang mendebarkan, membuat novel ini tidak membosankan. Bahasa di novel ini juga cukup ringan sehingga tidak sulit dibaca.
Kekurangan novel :
Novel ini memiliki banyak halaman sehingga hanya cocok dengan pembaca yang menyukai novel-novel panjang. Ilustrasi dalam novel ini juga terkadang terdapat kejanggalan sehingga dapat membingungkan pembaca. Menjelang akhir alur dalam novel ini menjadi lebih lambat sehingga kurang menarik untuk dibaca.
.
.
.
.
.
#Ocehan pembaca:
Setelah membaca buku ini, imaginasi saya mulai terbuka lebih lebar, saya juga menjadi ingin mencoba membuat suatu karya tulis dengan cerita-cerita atau legenda-legenda lokal setelah membaca buku ini.

Komentar